Pentingnya Champions dalam Habitat UMKM

Penulis Irsan Yanuar


Kemarin kami berkesempatan bersilaturhami ke Desa Sesaot, Kabupaten Lombok Barat. Desa yang cukup jauh, dengan akses jalan offroad di beberapa kilometer terakhir. Namun demikian, perjalanan panjang ini membuahkan hasil yang sepadan. Kami berjumpa dengan wanita2 hebat di sana.

Dari hasil wawancara, beberapa pelajaran berharga dapat diambil, yaitu:

  1. Peran Pionir dan Champions sangatlah penting dalam suatu habitat bisnis. Champions adalah orang- orang yang berprestasi baik/ sukses di bidang usahanya, sementara pionir adalah orang- orang yang mengawali suatu jenis usaha di desa. Mereka memiliki visi dan semangat yang kuat, sehingga menginspirasi tetangga- tetangga, kerabat dan teman2 di lingkungannya. Dengan melihat dengan mata kepala sendiri akan kesuksesan para champions ini, masyarakat desa lainnya mengikuti jejak sukses mereka.
  2. Pengusaha wanita lebih termotivasi untuk sukses, oleh karena mengemban keinginan untuk menciptakan rumah tangga yang sehat sejahtera, memberi kesempatan pendidikan yang baik untuk anak- anaknya, serta memiliki uang untuk menjamin masa depannya. Bukan berarti yang pria tidak termotivasi berusaha lho.. Hanya saja, dari beberapa wawancara, responden wanita selalu menjawab soal keluarga, sementara responden pria lebih sering menjawab tentang pencapaian teknis.
  3. Kerjasama suami isteri untuk menggarap suatu usaha sangatlah penting. Dalam hal ini, para suami berkontribusi di bidang yang mereka ahli, yaitu sebagai pekerja bangunan. Mereka membangun kumbung menggunakan material sisa dan seadanya. Pria juga banyak bekerja dalam teknis pembuatan baglog. Para isteri lebihbanyak ke pengaturan bisnis dan marketing. Kombinasi yang pas.
  4. Menetapkan standard yang tinggi. Ini penting bagi psikologi sukses. Di desa Sesaot, mereka minimum memiliki 2,000 baglog yg secara teoritis sudah mencapai skala ekonomis. Jadi bagi mereka, budidaya  jamur ya minimum 2,000 baglog. Sementara di banyak desa lainnya, tidak ada standard yang tinggi. Kebanyakan mereka memiliki 500 baglog saja, sehingga tidak cukup untuk menopang pengeluaran sehari- hari. Pada akhirnya, karena usaha tidak mencukupi, mereka kurang bersemangat untuk mengembangkan, bahkan berhenti budidaya.
  5. Posisi desa yang terisolasi justru menambah motivasi sukses. Di banyak desa yang dekat dengan perkotaan (peri- urban), masyarakatnya memiliki berbagai alternatif pencaharian, sehingga sulit fokus untuk mengembangkan satu bidang. Sementara di desa terisolir, jamur adalah satu- satunya harapan yang terbentang di depan mata. Jadi tidak ada pilihan lain, kecuali mengembangkan dan memasarkan jamur sekuat- kuatnya, sebab hanya itulah satu- satunya pencaharian.
Demikian kira- kira beberapa poin yang dapat disimpulkan sementara ini. Mudah- mudahan video dan ulasan ini menginspirasi teman-teman pembudidaya jamur semua, serta UMKM pada umumnya.

Salam!

Berikut video wawancaranya:




Komentar