Wajah Indonesia Saat Air Laut Naik 6 Meter

Penulis: Irsan Yanuar

Hadirnya pandemi Covid 19 seolah- olah mengaburkan kewaspadaan akan satu bencana besar yang sedang mengancam umat manusia. Padahal bencana ini sudah pasti akan terjadi, dan dapat mengakibatkan kepunahan umat manusia jika tidak segera ditangani.

Tulisan ini berusaha mengingatkan kembali akan ancaman ini, yaitu ancaman perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global. Salahsatu dampaknya adalah kenaikan muka air laut, yang sekarang ini pun sedang berlangsung. 

Mungkin jika disebut- sebut saja dalam tulisan, kurang terlalu menarik. Beruntung ada peta proyeksi banjir yang interaktif di flood.firetree.net yang bisa memvisualisasikan kondisi kota- kota besar di Indonesia saat muka air laut naik. Oleh karena itu, kami sajikan gambaran beberapa kota besar, yang kebetulan penulis memiliki kenangan di daerah- daerah ini. Sebagian tempat masa kecil, tempat lahir, bekerja, atau berwisata.

Asumsi yang dipakai adalah konsensus sementara, bahwa air laut naik sekitar 6 meter hingga 2100 jika ada kenaikan suhu 2 derajat celcius. Kenaikan muka air laut ini disebabkan oleh pemuaian air laut oleh panas, serta mencairnya lapisan es di kutub utara dan selatan. Mungkin sebagian kita akan berpendapat bahwa 2100 masih jauh, tenang saja. Perlu diingat bahwa proses ini berlangsung berangsur- angsur, sehingga dari tahun ke tahun akan ada saja daerah- daerah yang terdampak, jadi tidak usah menunggu hingga 2100. Diperkirakan sekitar 40 juta orang akan terdampak dan terjadi eksodus besar- besaran di seluruh Indonesia.

Gambaran ini belum memasukkan faktor penurunan permukaan tanah, yang diakibatkan penyedotan air bawah tanah, yang bisa mengakibatkan dampak yang lebih parah. Sebagian besar yang terdampak ada di Indonesia Barat dan Tengah, sedangkan Indonesia Timur relatif aman.

Kenaikan muka air laut ini hanya sebagian kecil saja dari dampak lain dari perubahan iklim, misalnya cuaca ekstrim, kepunahan spesies laut, kesulitan air bersih, kebakaran hutan, yang ujung- ujungnya menyebabkan krisis pangan dan penyakit yang engancam kelangsungan hidupmanusia.

Coba tebak, siapa yang akan terdampak paling parah saat terjadi bencana ini? Tidak salah lagi, negara- negara miskin, negara- negara berkembang, dan masyarakat kurang mampu.

Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah
Jawa Barat adalah tempat saya tinggal saat ini. Sepanjang pantai utara semuanya tenggelam. Dari Cilegon, sebagian Serang, Tangerang utara, Jakarta Utara dan Pusat, sebagian Bekasi dan Karawang, Pamanukan dan Indramayu seluruhnya tenggelam. Cirebon, Tegal, Pekalongan hampir seluruhnya tertutup air. 

Jepara menjadi pulau. Semarang sebagian tenggelam.

Total penduduk daerah Jatabek utara saja sudah 20 juta. Jika ditambah penduduk sampai Semarang mungkin bisa 30 juta orang yang terdampak.



Cilacap tenggelam sebagian.

Seluruh bagian utara Jawa, banyak kota padat penduduk dari Cilegon hingga Semarang akan tenggelam

Cilegon dan Serang

Pekalongan

Semarang

Surabaya dan Madura
Pamekasan sebagian tenggelam. Blega bagian selatan dan Sampang tenggelam. Bangkalan dan pesisir barat Madura tenggelam. Gresik menjadi pulau. Dari Babat ke Purwodadi lalu Surabaya semua tertutup air. Sebelah timur dari Darmo ke Sidoarjo, ke bangil hingga Pasuruan semua tenggelam.

Total penduduk yang terdampak di daerah ini sekitar 5 juta orang.

Surabaya

DKI dan sekitarnya
Bandara Soetta tenggelam sebagian, di runway bagian timur. Tenggelam dari Kembangan selatan ke Tanjung Duren Selatan, ke Godangdia. Monas dan istana negara tenggelam. Pulo Gadung hingga Cakung semua terendam air. 

Jakarta Selatan adalah kota masa kecil saya, masih di zona aman. Pada saat itu mungkin ibukota sudah pindah ke Kalimantan. Tetapi tetap Indonesia akan terdampak besar sebab Jakarta masih besar peranannya sebagai kota Bisnis.



Tangerang


Bekasi dan Karawang

Aceh

Lhokseumawe, Lhosukon tenggelam. Keduanya kota kenangan saat masa kecil, dua kota terdekat dari tempat tinggal saya, yaitu Cot Girek. 



Medan dan Sumatera Utara
Dari Langsa, ke Pangkalan Brandan hingga sebagian Medan utara tertutup air. RS Putri Hijau tempat saya dilahirkan masih aman.



Kota Medan


Seluruh pesisir timur Sumatera Utara tertutup air. Tanjung Balai dan Tanjung Ledong tertutup air secara meluas. Bagan Siapi- api tertutup air total.

Sumatera Selatan
Palembang dan sekitarnya cukup parah. Oleh karena dataran yang sangat rendah, tenggelam dan banjir menjadi sangat luas. Penduduk Sumsel sekitar 8,5 juta orang, Palembang 1,6 juta.


Sulawesi Selatan
Kota tempat tinggal saya di era 2000an. Sepanjang pantai barat dari Makassar ke Pangkep tenggelam. Jalan tol tenggelam semua, termasuk sebagian jalan poros Trans Sulawesi.

Makassar tenggelam dari Parangloe hingga Tamalanrea, Daya. Bandara Hasanuddin akan menjadi pantai. Sebagian Sudiang tenggelam. Banjir rob hingga ke Moncongloe. Antang menjadi pulau. Borong tenggelam. Hampir seluruh kota akan mengalami banjir rob yang lebih parah.


Kota Makassar


Pulau Tanakeke tenggelam begitu pula daerah Takalar di seberangnya. Dulu mensurvei rumput laut di pulau ini.

Bali
Tempat saya tinggal di tahun 90an. Pulau Serangan tenggelam total. Jalan tol mungkin masih bisa dipakai sebab konstruksinya sudah di atas laut. Selamat tinggal Bandara Ngurah Rai, sebab akan tenggelam. Nusa Dua menjadi pulau. Pesisir selatan sepanjang Sunset Road dan Bypass akan tenggelam cukup luas.


Kalimantan sebelah selatan
Banjarmasin, Banjar Baru, Kuala Kapuas akan tertutup air yang sangat luas. Selebihnya banyak taman nasional dan cagar alam di sebelah selatan mengalami banjir.


Pontianak tenggelam.


Demikianlah, kita berharap seluruh dunia bisa bekerjasama untuk mencegah hal ini terjadi, atau ada teknologi yang dapat digunakan untuk melindungi kota- kota pesisir kita. Sementara belum ada, persiapkan diri dengan baik, jangan buang sampah sembarangan, hemat air, hemat energi, jaga lingkungan, kurangi plastik.

Salam!

Komentar