Cara Jitu Memilih Usaha Kecil



Anda sangat tertarik untuk berwirausaha, ingin sekali memulai usaha sendiri. Pertanyaan yang muncul adalah, mau buka usaha apa ya? Pertanyaan ini sering diajukan pebisnis pemula kepada saya. Semakin besar modal investasi yang akan ditanamkan, tentunya semakin penting pula untuk mempertimbangkan berbagai faktor dalam memulai usaha.

Langkah- langkah berikut adalah panduan untuk memilih bisnis yang tepat dan menguntungkan secara jangka pendek dan jangka panjang. Dalam tulisan ini, produk yang dimaksud adalah produk fisik maupun jasa/ layanan.

1. Apa kesukaan dan keahlian Anda 
Apa yang Anda sukai sehingga bisa dilakukan sehari penuh tanpa merasa bosan? Apa keahlian Anda? Ingat bahwa keahlian dan kesukaan itu biasanya membentuk lingkaran yang saling menguatkan. 

Jika Anda menjalankan bisnis yang benar- benar disukai, Anda akan memiliki kepercayaan diri dan keyakinan terhadap produk/ jasa yang dihasilkan. Itu saja sudah menjadi modal yang baik untuk mencetak penjualan. Lagipula, kesukaan ini akan meneguhkan Anda di saat- saat sulit datang. Anda akan lebih kuat bertahan di saat sulit.

Misalnya, jika kesukaan Anda adalah mendesain pakaian, maka bidang yang tepat adalah industri fashion. Namun di dalam fashion sendiri, ada berbagai macam alternatif di mana Anda dapat memposisikan diri.

Berbahagialah orang yang berbisnis sesuai dengan apa yang disukainya.

Contoh: Saya suka sekali main media sosial, bisa seharian penuh bermain facebook. Selain itu, saya cukup bagus menguasai bahasa Inggris. Oleh karena itu, saya berminat untuk membuka kursus percakapan bahasa Inggris online.

2. Memposisikan diri pada rantai produk 
Secara umum, hanya ada tiga saja posisi yang dapat dipilih, yaitu:
  • Produksi: Aktivitas memproduksi sesuatu sehingga memiliki nilai tambah. Contoh: dapur masak, konveksi, berkebun, bertani, dsb.
  • Distribusi: Perdagangan, marketing, jualan, rebranding, reseller, membuka toko, keagenan penjualan.
  • Produksi dan marketing/ distribusi sekaligus: Jika sumberdaya terbatas, biasanya pilihan inilah yang diambil. Misalnya, membuat bakso sekaligus menjualnya di warung. Atau membuka kedai sate, yang biasanya satenya diproses dan diproduksi di tempat itu juga.
Pilihan yang paling bijak adalah dimulai dari hilir, yaitu memulai sebagai PEDAGANG. Anda tidak perlu memproduksi sendiri. Dengan berfokus pada berdagang, modal yang diperlukan tidak terlalu besar, juga resikonya rendah. Lain halnya jika Anda memulai dengan PRODUKSI, maka Anda memerlukan seluruh infrastruktur, peralatan, prasarana, bahkan tenaga kerja yang semuanya tentu memakan biaya yang tidak sedikit, sementara bisnisnya belum tentu menguntungkan.

Misalnya, Anda suka memasak/ kuliner. Tidak perlu Anda yang memasak dan memproduksi sendiri. Dengan keahlian Anda, Anda dapat membina atau memilih seorang pemasok makanan untuk memasakkan untuk Anda. Dengan demikian pikiran, tenaga dan waktu dapat difokuskan pada upaya pemasaran. 

Contoh: Meskipun saya cukup mahir berbahasa Inggris, kalau hanya mengandalkan saya sendiri, maka beban kerja akan terlalu tinggi. Saya harus berkonsentrasi mengajar/ melatih, sementara saya juga harus memasarkan usaha saya ini. Oleh karena itu, saya akan berkonsentrasi pada pemasaran, membuat website, mempromosikan usaha ini, sementara yang mengajar dapat saya rekrut berdasarkan kualifikasi yang saya tetapkan.

3. Bagaimana Konsep Usaha Anda? 
Setelah mendapat ide tentang bidang usaha yang sesuai kesukaan, Anda harus mempertajam konsep usahanya. Apa sih yang unik dari produk atau layanan Anda? Apa yang membedakan dengan produk- produk sejenis? Apa keunggulannya?

Jawab dari pertanyaan- pertanyaan ini akan sangat mendefinisikan karakter dari usaha Anda nanti. 

Contoh: Usaha Kursus Percakapan Bahasa Inggris saya ini memiliki keunikan dapat diakses dari mana- mana saja di seluruh dunia karena bersifat online. Oleh karena tidak memerlukan tempat fisik, banyak biaya yang dapat dipangkas, sehingga tarif layanan menjadi sangat kompetitif. Keunikan lainnya adalah fokus kepada percakapan, bukan kepada struktur atau grammar, sehingga tidak terlalu sulit untuk dipahami.

4. Siapa yang akan membeli? 
Terlalu sering kita terlena pada poin No 1 dan 2. Misal Anda suka dan ahli memasak kue, lalu Anda bayangkan bahwa semua orang akan berlomba- lomba untuk membeli kue Anda yang unik itu.

Ingat- ingat bahwa tidak berarti produk Anda unik lalu orang akan tertarik membeli. Bahkan, kalau suatu produk terlalu berbeda dari produk umumnya, maka Anda justru perlu upaya ekstra untuk mengedukasi dan mempopulerkan produk tersebut.

Bayangkan secara lebih spesifik, siapa konsumen Anda. Dari segi jenis kelamin, usia, pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, lokasi, pekerjaan, dan hal lainnya. Dari sini, Anda akan mendapat bayangan berapa jumlah potensial konsumen Anda.

Contoh: Peserta pelatihan percakapan adalah pria/ wanita di usia produktif (30 - 50), berpenghasilan baik, sudah bekerja, dan ingin meningkatkan karirnya dengan menguasai bahasa Inggris dengan baik.

5. Apa masalah yang Anda selesaikan? 
Produk atau jasa yang kuat adalah yang mampu memberi solusi atas masalah konsumen. Jadi, identifikasikan masalah dan solusi apa yang ditawarkan produk/ jasa Anda?

Misal Anda tahu bahwa orang- orang di kompleks suka makan soto, tetapi warung soto terdekat jaraknya sekitar 5 Km dari kompleks. Maka dengan membuka warung Soto, Anda sudah memberi SOLUSI bagi permasahalan mereka.

Contoh: Masalah orang dalam mempelajari bahasa Inggris adalah materinya yang sangat njelimet dengan grammar dan struktur yang rumit, sehingga membuat kepercayaan diri peserta menjadi rendah dan takut untuk bercakap. Selain itu, akses pelatih yang kompeten dan berkualifikasi di banyak daerah di Indonesia sangatlah terbatas, sehingga kesempatan berlatih pun menjadi sempit. Dengan kursus online ini, masalah akses dapat diatasi meskipun di tempat terpencil, asalkan ada sambungan internet yang baik. Sementara dengan kurikulum percakapan yang baik, masalah teknis pembelajaran akan difokuskan kepada percakapan, bukan tata bahasa.

6. Siapa pesaing Anda? 
Pesaing bukan untuk ditakuti atau membuat Anda membatalkan rencana usaha. Namun mengetahui siapa saja pesaing akan membuat Anda lebih waspada dan kompetitif dalam berbisnis.

Yang dimaksud pesaing bukan hanya pesaing frontal saja lho. Pesaing juga bisa berarti:
  • Pendatang baru: Seberapa mudah/ sulit seseorang meniru usaha Anda? Semakin sulit ditiru, tentu semakin Aman posisi Anda. Semakin mudah ditiru, maka siap- siap akan banyak pemain baru yang meniru usaha Anda.
  • Produk substitusi: Seberapa mudah produk/ layanan Anda digantikan? Misal Anda menjual soto Bandung, maka substitusinya dapat berupa sop kaki, gule, dsb yang memiliki kisaran yang sama dengan soto Anda.
  • Rival/ Pesaing frontal: Adalah orang- orang yang menawarkan produk/ layanan yang mirip dengan usaha Anda. Misalnya, orang yang sama- sama jualan soto di tempat yang sama.
Contoh:
Pesaing frontal saya adalah xxx, yyy, yang telah berdiri dari tahun xxx. Kelebihan mereka adalah menggunakan penutur asli Inggris. Jadinya tarifnya pun mahal.
Substitusi untuk pembelajaran online adalah pembelajaran offline, yang banyak berada di kota- kota besar. Sementara terjadi kekosongan di kota- kota kecil, di sanalah saya akan fokus memasarkan secara online.
Usaha Kursus ini tidak mudah dimasuki pendatang baru, karena masih jarang orang yang mampu berbahasa Inggris dengan baik. Selama pengajar saya mendapat penghasilan yang baik, maka bisnis saya relatif aman.

Nah hingga titik ini, jika pertanyaan- pertanyaan di atas dapat dijawab dengan baik, maka usaha Anda secara kualitatif sudah layak untuk dijalankan. Tinggal sekarang, kita coba lanjutkan di Bagian 2 http://www.ovicia.com/2020/05/cara-jitu-memilih-usaha-baru-bagian-2.html, tentang melihat kelayakan kuantitatifnya. Yuk dilanjut!


Komentar